Anda berada di halaman:

Sistem Pembelajaran Program Sarjana

Dalam pembentukan dan pengembangannya, P3D FK UNPAR mengimplementasikan Kurikulum Berbasis Outcome dan melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan kebijakan pemerintah berupa permendikbud No 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) dan Permenristekdikti No. 18 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Kedokteran (SNPK), yang mengatur tentang standar proses pembelajaran dan karakteristik proses pembelajaran dari Perguruan Tinggi pada umumnya dan pendidikan kedokteran, pada khususnya. Dalam Permenristekdikti No. 18 Tahun 2018, pasal 11 dan 39 mengenai standar pembelajaran pendidikan akademik dan profesi, dikemukakan bahwa:

  1. Pendidikan akademik dan profesi dilaksanakan dengan strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, berdasarkan masalah kesehatan perorangan dan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terintegrasi secara horizontal dan vertikal, elektif serta terstruktur dan sistematik
  2. Proses pendidikan harus memerhatikan keselamatan pasien, masyarakat, mahasiswa dan dosen. 
  3. Proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan pendekatan pendidikan interprofesi kesehatan berbasis praktik kolaborasi yang komprehensif

Dalam Permendikbud No. 3 Tahun 2020 pasal 11 dan Permeristekdikti No. 18 Tahun 2018 pasal 10 dan pasal 38, dalam standar proses pembelajaran, proses pembelajar harus memiliki karakterisitik (Gambar 7.1) sebagai berikut:

  1. Interaktif: mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen, Karakteristik proses pembelajaran interaktif di FK UNPAR terlihat melalui metode pembelajaran kuliah, tutorial PBL, bed site teaching, e-learning
  2. Holistik: Pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan dan prinsip humanistik, proses pembelajaran ini mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif (kognitif, afektif dan psikomotor) dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional. Karakteristik pembelajaran holistik di FK UNPAR nampak dari kegiatan pelatihan keterampilan dalam clinical skills laboratory, field trip activity, pengabdian kepada masyarakat, dan penelitian.
  3. Integratif: proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi CPL secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antar disiplin dan multidisiplin. Karakteristik proses integratif terlihat melalui bentuk kurikulum spiral (sprillaring-up) yang mengintegrasikan keilmuan menjadi lebih kompleks pada tahun pembelajaran yang lebih tinggi. Secara teknis, hal ini juga terlihat dari kegiatan seminar, joint lecture, laboratory activity collaboration, dan pembelajaran secara bertahap dan sistematik yang terintegrasi secara horizontal dan vertikal.  
  4. Saintifik: proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai religiusitas dan kebangsaan. Pembelajaran dengan karakteristik saintifik di FK UNPAR tercermin dalam kegiatan seminar keilmuan terbarukan, pengabdian kepada masyarakat yang dilandaskan pada penelitian, dan pembelajaran MKU yang terintegrasi dengan materi pembelajaran/kajian saintifik ilmu kedokteran, serta penggabungan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan fakultas lain dilingkungan UNPAR berdasarkan kajian sains yang multiperspektif.
  5. Kontekstual: proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya. Karakter ini terlihat melalui proses pembelajaran yang berdasarkan masalah-masalah kesehatan yang ada yang bertujuan untuk mencapai CPL sesuai standar kompetensi yang diharapkan.  
  6. Tematik: proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin. Karakteristik tematik merupakan salah satu bagian utama dalam realisasi kurikulum yaitu penyusunan peta blok jenjang sarjana dan tema mingguan pada masing-masing blok. Selain itu karakteristik ini dapat terlihat pada proses pembelajaran interprofessional education, pengabdian kepada masyarakat, bed site teaching, dan field study yang ditinjau berdasarkan tema spesifik secara transdisiplin. 
  7. Efektif: proses pembelajaran untuk meraih CPL dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum. Dalam mewujudkan efektivitas didalam kurikulumnya, P3D FK UNPAR menerapkan systems thinking yang mengonfirmasi metode pembelajaran secara dua arah antara para ahli dan tim pengampu blok sehingga dapat diputuskan jenis metode pembelajaran yang paling efektif untuk mencapai capaian yang diharapkan. Dalam pengembangannya, aspek efektivitas metode pembelajaran akan dievaluasi berdasarkan masukan dari mahasiswa yang bertujuan pada penyempurnaan metode pembelajaran dalam mencapai suatu capaian. 
  8. Kolaboratif & Transformatif: proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran kolaboratif transformatif di FK UNPAR tercermin melalui kegiatan seminar, field study, penguasaan ketrampilan klinik, tugas kelompok, project-based learning, pengabdian kepada masyarakat, dan program pembentukan karakter internalisasi nilai SINDU UNPAR.
  9. Berpusat pada mahasiswa: proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan. Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student-centered learning) P3D FK UNPAR tercermin dari kemampuan kurikulum yang agile dalam merespon aspirasi/kebutuhan mahasiswa. Secara lebih teknis, karakteristik ini tampak dari metode pembelajaran seperti tutorial PBL, self-directed learning, dan tugas-tugas yang melatih kemampuan mahasiswa menjadi lebih mandiri.

Metode pembelajaran yang diterapkan pada P3D FK UNPAR menyesuaikan konteks pembelajaran baik pada tahap sarjana maupun tahap profesi. Sehingga metode pembelajaran yang digunakan mungkin dapat berbeda menyesuaikan konteks tahapan pembelajaran yang digunakan. Secara garis besar, pada tahap sarjana, mahasiswa akan belajar menggunakan sistem blok dan pada tahap profesi mahasiswa akan menjalani rotasi klinik dalam microsystem atau yang lebih umum dikenal dengan istilah stase.

  1. Blok
    Blok adalah sekumpulan bahan ajar (Curriculum content) yang diterapkan untuk mencapai tujuan belajar yang sama. Blok adalah unit terkecil dalam suatu semester yang mencakup kompetensi (kognitif, psikomotor dan afektif) dan turunan CPL sikap, pengetahuan dan keterampilan (umum dan khusus) dalam bentuk CPB sesuai topik blok masing – masing. 
  2. Microsystem (stase)
    Microsystem adalah siklus kecil dalam rotasi klinik di suatu bagian klinik, siklus tersebut merupakan lintas pembelajaran di poliklinik, bangsal, IGD, ICU, atau wahana lain yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Konsep stase ini pada dasarnya dilakukan pada pendidikan tahap profesi, dan dalam pelaksanaannya mengacu pada capaian pembelajaran turunan dari CPL yang disebut dengan capaian pembelajaran stase (CPS). 

Dalam kaitannya mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan, kurikulum P3D FK UNPAR menerapkan strategi pembelajaran yang disingkat dengan SPICES, berikut penjabarannya.

  1. Student Centered Learning: Pendekatan pembelajaran dalam bentuk tugas modul, tutorial dan tugas mandiri lainnya. Dengan ini diharapkan mahasiswa tidak lagi menjadikan dosen sebagai satu-satunya sumber belajar. Informasi dan bahan belajar dapat diperoleh dari berbagai sumber selain dari dosen pengajar, sebagai contoh internet, perpustakaan, diskusi/tutorial, narasumber terkait ataupun pengalaman belajar lapangan. Strategi ini juga memungkinkan mahasiswa untuk ikut serta dalam pelaksanaan kurikulum yang sedang berjalan sehingga dosen berperan menjadi fasilitator bagi mahasiswa. Hal tersebut memungkinkan mahasiswa mendapatkan akses yang lebih mudah dalam memperoleh atau mempertajam dan memperkuat informasi dan ilmu yang diperlukan olehnya. Tentunya dengan agenda yang sejalan dengan capaian pembelajaran lulusan. Melalui konsep pembelajaran berpusat mahasiswa, metode pembelajaran yang dikembangkan akan memiliki ruang lebih besar untuk interaksi dua arah antar fasilitator (dosen) dan mahasiswa. 
  2. Problem Based Learning (PBL): Pendekatan pembelajaran dimulai dari masalah kesehatan yang disesuaikan dengan topik pembelajaran. Acuan permasalahan yang utama disesuaikan dengan daftar masalah yang tertera di SKDI/SNPPDI. Namun diluar itu, penggalian masalah langsung dilapangan atau berdasarkan isu terkini di masyarakat merupakan aspek pengembangan yang tidak terpisahkan dalam metode pembelajaran berbasis masalah. Strategi pembelajaran ini dinilai sangat sejalan dengan tugas utama profesi dokter untuk mencari dan mengidentifikasi masalah utama dibalik keluhan pasien dan dari hasil pemeriksaan fisik maupun penunjang yang akhirnya dapat mengarahkan dalam mendiagnosis dan memberikan tata laksana secara tepat dan efektif. 
  3. Integrated Learning: Setiap mata kuliah terintegrasi baik secara horizontal (contoh: keilmuan preklinik–preklinik, klinik–klinik) ataupun secara vertikal (contoh: preklinik–klinik). Integrasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan holistik kepada mahasiswa tentang ilmu kedokteran baik yang bersifat pengetahuan, keterampilan maupun sikap sebagai pembekalan menjadi seorang dokter yang profesional dan berbudi luhur. Melalui pembelajaran terintegrasi mahasiswa diharapkan mampu mempertahankan keilmuan dasar sebagai landasan berpikir yang kuat dalam menentukan keputusan klinis dan melakukan keterampilan klinik dengan tepat dan efektif. 
  4. Community Oriented Learning: Pendekatan pembelajaran berbasis komunitas atau masyarakat, yaitu pendekatan yang dapat digunakan dalam rangka melibatkan seluruh komponen masyarakat mulai dari lapisan teratas hingga terbawah dalam mempelajari kebutuhan-kebutuhan lokal, sehingga dengan pendekatan ini mahasiswa diajak ikut serta dalam memunculkan kepeduliannya terhadap pembangunan diwilayahnya sendiri. Melalui pembelajaran ini, sikap transformatif akan terbentuk. Mahasiswa menjadi lebih proaktif dalam menerjemahkan serta mengurai berbagai kondisi yang ada dalam lingkungannya untuk dijadikan acuan dan mengubah pola pikir sebagai mahasiswa. Setelah mengalami pembelajaran berbasis komunitas, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menadirkan ketertinggalan menjadi sebuah kemajuan di berbagai lini kehidupan. Pembelajaran berbasis komunitas juga merupakan penerapan dari aspek strategi pembelajaran lainnya. Hal ini akan mengemukakan eksistensi institusi pendidikan yang bercirikan civil social organization yang berperan menjadi jembatan untuk menjadikan masyarakat yang peduli dengan pembangunan, 
  5. Elective/Early Clinical Exposure: Pada strategi pembelajaran elektif, mahasiswa diberikan pengalaman belajar berupa program pilihan yang dapat diajukan oleh mahasiswa ataupun yang telah diusulkan oleh P3D FK UNPAR dengan bekerjasama dengan program studi lain di fakultas. Beberapa contoh program elektif seperti penguatan IPTEK esensial dalam konteks kedokteran/ilmu kesehatan dan literasi Sains Big Data, pengembangan inovasi dan pemberdayaan masyarakat (entrepreneurship), atau penguatan keilmuan dibidang kedokteran secara khusus seperti penguatan ilmu biomedik, kesehatan masyarakat, hukum kesehatan dll. Program elektif akan mengakomodasi kebutuhan mahasiswa terhadap suatu keilmuan yang menunjang karirnya setelah lulus menjadi dokter.
  6. Di sisi lain, Early Clinical Exposure mengusung strategi pembelajaran mendekatkan aspek klinis dalam pembelajaran sejak tahun pertama proses pembelajaran sebagai mahasiswa kedokteran. Program belajar seperti ini memungkinkan mahasiswa memperoleh pengalaman secara dini untuk mengenali dan mengidentifikasi permasalahan serta menemukan solusi masalah terhadap isu kesehatan konkrit yang akan dijumpai saat praktek di masyarakat.Systematic:   Pembelajaran secara sistematik dan terstruktur dimaksudkan untuk menyelaraskan proses pembelajaran menjadi lebih terukur dan memiliki batasan-batasan yang jelas. Sehingga melalui pembelajaran yang sistematik, mahasiswa menjadi lebih paham tujuan pembelajaran, capaian yang diharapkan, dan alasan-alasan mengapa harus dilakukan kuliah/metode pembelajaran khusus lainnya. Pembelajaran sistematis ditujukan agar mahasiswa menjadi lebih mudah mengikuti kurikulum/proses pembelajaran yang berlangsung. Dan secara tidak langsung, hal ini akan melatih mahasiswa dalam berpikir secara kritis, efektif, dan terstruktur dalam menghadapi masalah dalam konteks pelayanan kesehatan sebagai dokter yang mandiri baik dalam berbagai situasi.

Pendekatan strategi pembelajaran SPICES seperti yang dijelaskan diatas merupakan cara-cara yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan antara satu aspek dan lainnya. Metode pembelajaran SPICES diaplikasikan pada seluruh jenjang pendidikan baik sarjana maupun profesi. Strategi pembelajaran tersebut dinilai efektif untuk menciptakan pola pembelajaran yang bersifat transformatif, dimana mampu mengubah pola pikir mahasiswa untuk mampu beradaptasi dan mencapai profil lulusan yang tidak hanya teoritis namun juga aplikatif dalam menjalankan perannya baik sebagai praktisi, pendidik/peneliti, dan juga agen perubahan sosial. 

Sebagai bentuk konkrit pelaksanaan strategi pembelajaran dan usulan metode pembelajaran, P3D FK UNPAR memfasilitasi bentuk kegiatan pembelajaran baik berupa pembelajaran daring (online) maupun luring (offline). Berkaca dari pengalaman adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan situasi pembelajaran menjadi terganggu pada tahun 2020-2022, P3D FK UNPAR berupaya untuk adaptif dan menyediakan substitusi bentuk pembelajaran/pendekatan pembelajaran luring terhadap metode pembelajaran daring yang paling memungkinkan apabila ditemukan situasi serupa dikemudian hari. Selain itu, bentuk pembelajaran daring juga diharapkan mempermudah aliran informasi kepada mahasiswa, memudahkan proses belajar mahasiswa dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar yang tidak memungkinkan dilakukan secara langsung. 

Komposisi pembelajaran kombinasi P3D FK UNPAR menyesuaikan kebutuhan, tahapan/fase pendidikan, pemetaan capaian pembelajaran serta tingkat kompetensi yang akan dicapai. Sehingga rasio pembelajaran daring dan luring akan bervariasi mulai dari 20%:80% sampai 70%:30%. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran daring dan luring harus mendapatkan kajian terlebih dahulu dan evaluasi secara berkelanjutan sehingga tetap menjamin capaian pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan baik. Sistem pembelajaran luring dilakukan untuk mendukung pencapaian kompetensi mahasiswa, terutama ranah psikomotor dan afektif, yang apabila dikaji dalam taksonomi bloom terutama berada pada tingkat 3 (C3) keatas. Sedangkan sistem pembelajaran daring dilakukan untuk mendukung pencapaian kompetensi mahasiswa, terutama ranah kognitif/pengetahuan. Sistem pembelajaran daring P3D FK UNPAR merupakan pembelajaran dengan menggunakan sistem organisasi pembelajaran (Learning Management System) UNPAR yang dikenal dengan Interactive Digtal Learning Environment (IDE UNPAR). Sistem tersebut telah mendukung pembelajaran tersinkronisasi (synchronous learning) dan pembelajaran tidak tersinkronisasi (asynchronous learning). Hal ini memungkinkan untuk dilakukan pembelajaran interaktif secara langsung, maupun pembelajaran yang bersifat mandiri. Di dalam pelaksanaannya, dosen dan mahasiswa akan mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sehingga sistem pembelajaran tetap berjalan optimal.

Metode Pembelajaran Pendidikan Akademik (Jenjang Sarjana)

Diskusi/Tutorial
  1. Diskusi/Tutorial Problem Based Learning (PBL)
    Metode ini menggunakan model pembelajaran yang dirancang pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah agar siswa mendapat pengetahuan penting. Dilakukan metode pembelajaran diskusi yang melibatkan mahasiswa dalam kelompok untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan di antara peserta. Tutorial dilaksanakan setidaknya 2x dalam 1 minggu, umumnya masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam (efektif 100 menit) yang dapat disesuaikan dengan target capaian yang diharapkan. Tutorial dilaksanakan menggunakan pendekatan PBL yang terintegrasi pada kelompok kecil mahasiswa (8-10 orang). Kegiatan tersebut diikuti dengan tugas mencari learning outcome dari hasil diskusi pertemuan pertama dan kemudian disampaikan pada pertemuan berikutnya. Dalam pelaksanaannya, tutorial akan menggunakan metode umum berbentuk seven-jumps namun dapat disesuaikan berdasarkan capaian yang diharapkan, atau dikombinasikan dengan metode pembelajaran lain (misal field study) yang menunjang kebutuhan mahasiswa. Kegiatan tutorial dapat dilakukan secara daring maupun luring dengan memerhatikan aspek capaian yang diharapkan. 
  2. Mini lecture
    Kegiatan kuliah interaktif yang dilaksanakan selama 50 menit setiap pertemuan, dapat berupa:
  • Kuliah interaktif, merupakan kuliah dengan pakar untuk memfasilitasi proses pembelajaran mandiri mahasiswa, kegiatan ini bersifat terstruktur dan terjadwal serta dapat ditambah berdasarkan kebutuhan mahasiswa. Isi dan pembagian porsi kuliah interaktif (penyajian materi/diskusi) menyesuaikan dengan target capaian yang diharapkan.
  • Simulasi, metode ini merupakan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Kuliah simulasi terutama ditujukan untuk melengkapi pengetahuan mahasiswa dalam hal keterampilan klinik. Namun dapat diterapkan pada kondisi yang berbeda berdasarkan tinjauan capaian yang diharapkan. 
  • Media interaktif dan e-Learning: Perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini telah mengubah cara mahasiswa belajar, merubah cara kerja, dan merubah teknis hubungan sosial dalam kehidupan mahasiswa. Multimedia interaktif yang digunakan adalah berbasis daring dan luring baik audio, maupun visual atau kombinasi keduanya. Penerapannya seperti kuliah yang berbentuk telekonferensi (via Google classroom, Google meet, zoom meeting, dll), kegiatan latihan soal menggunakan aplikasi (contohnya Google form, Quizziz, dll), modul e-learning berupa fitur untuk mengunduh bahan perkuliahan, berdiskusi secara interaktif dalam forum, kuis, mengumpulkan tugas dalam bentuk file, dan kegiatan belajar mandiri lainnya. 
  1. Praktikum/Laboratory activity terdiri dari:  
  • Praktikum laboratorium biomedik bertujuan untuk mengasah kemampuan laboratorium, kemampuan berpikir dalam konteks penelitian, pengolahan sampel dan penulisan laporan praktikum. Secara langsung, kegiatan praktikum biomedik akan menambah pemahaman teori yang diperoleh saat perkuliahan/tutorial.
Praktikum Skills-lab
  • Praktikum/pelatihan keterampilan klinik (skills-lab) yaitu suatu strategi pembelajaran yang berfungsi untuk melatih keterampilan klinik yaitu berinteraksi, berkomunikasi, melakukan pemeriksaan fisik, tindakan medik dan prosedur invasif. Kegiatan ini diarahkan sebagai salah satu upaya pengenalan sejak dini pada keterampilan klinik mahasiswa/early clinical exposure yang harus dikuasai seorang mahasiswa untuk menjadi dokter, metode pembelajarannya berupa:
    • Pembelajaran kolaboratif, metode ini merupakan sebuah bentuk pembelajaran dimana terdapat dua atau lebih mahasiswa belajar sesuatu secara bersama-sama. Melalui konsep pembelajaran kolaboratif, mahasiswa dapat saling memberikan masukan dan berbagi pengalaman belajar mengenai suatu capaian tertentu sehingga keseluruhan mahasiswa mendapat pandangan yang lebih luas terkait suatu materi keterampilan klinik. 
    • Pembelajaran kooperatif, pembelajaran dengan metode ini dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar peserta didik mahasiswa. Melalui pembelajaran kooperatif, mahasiswa memahami peran masing-masing secara terintegrasi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 
    • Project-based learning, metode pembelajaran ini menggunakan proyek sebagai kegiatan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan klinik. Kegiatan pembelajaran ini dapat berupa pelatihan pemeriksaan kesehatan dasar dilingkungan kampus/luar kampus yang tersupervisi, pembuatan video interaksi mahasiswa dengan terperiksa/probandus, dll. 
  • Praktikum bioetik/kesehatan masyarakat/pendidikan kedokteran, merupakan bentuk praktikum dimana mahasiswa belajar untuk mengaplikasikan teori yang didapatkan dari diskusi (kuliah/tutorial) secara langsung. Kegiatan praktikum ini dapat berada di dalam maupun luar kelas. Kegiatan di dalam kelas seperti menggunakan media seperti komputer untuk mencari jurnal, penelusuran masalah kesehatan, dll. Sedangkan kegiatan diluar kelas dapat berupa kunjungan lapangan, edukasi masyarakat, pembuatan proyek bersama untuk menelaah masalah dan mencari solusi, dll. Melalui kegiatan praktikum ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengintegrasikan keilmuan kedokteran secara menyeluruh soft skills dan hard skills. Dalam pelaksanaannya kegiatan praktikum ini tetap harus mengacu pada target capaian pembelajaran yang diharapkan dengan batasan-batasan yang telah disepakati. 
  1. Seminar atau mini symposium merupakan kegiatan yang mirip seperti kuliah namun dengan konteks yang lebih luas. Kegiatan seminar umumnya mendiskusikan masalah secara multiperspective dengan mengundang berbagai narasumber yang memiliki kemampuan/pengalaman terhadap topik terkait. Kegiatan seminar tetap memiliki capaian pembelajaran walaupun mungkin tidak secara langsung mengharuskan adanya metode penilaian. Kegiatan seminar dapat dimodifikasi menjadi bersifat lebih internal dalam bentuk review panel yang topiknya disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa selama blok berlangsung. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperjelas suatu materi/capaian yang dirasa masih belum lengkap berdasarkan metode pembelajaran utamanya. Misal review panel dilakukan karena ada capaian pembelajaran menggunakan metode tutorial yang masih belum tercapai oleh mayoritas mahasiswa.
  1. Kegiatan belajar mandiri bertujuan untuk melengkapi metode pembelajaran utama dalam mencapai pembelajaran. Namun kegiatan belajar mandiri juga dapat berdiri secara tunggal untuk materi-materi yang dirasa cukup tersampaikan dengan cara mahasiswa belajar mandiri. Kegiatan belajar mandiri dapat berbentuk semi mandiri seperti dengan materi interaktif, online video, tugas, dll. Dalam pelaksanaannya kegiatan tetap harus berorientasi pada capaian pembelajaran dan terukur melalui metode penilaian.

Metode-metode pembelajaran diatas direalisasikan dalam sistem blok yang telah disesuaikan dengan sistem satuan kredit semester. Di dalam sistem blok P3D FK UNPAR, 1 blok berdurasi 6 minggu. Minggu ke 1-5 merupakan minggu efektif, sedangkan minggu ke-6 merupakan minggu ujian. Pelaksanaan metode-metode pembelajaran tersebut berlangsung pada minggu pertama hingga kelima dengan perhitungan 1 semester (3 blok) bermuatan 18SKS. Setiap blok memiliki muatan 6SKS dengan total jam kegiatan belajar mengajar 450 jam (Permendikbudristek, 2023), yang selanjutnya dijabarkan menjadi kegiatan tatap muka, belajar mandiri dan tugas terstruktur sesuai dengan kepentingan kegiatan belajar mengajar tersebut dan capaian yang diharapkan. 

Melalui adopsi bentuk kurikulum yang adaptif, porsi jam seperti yang tertera diatas dapat disesuaikan berdasarkan capaian pembelajaran yang diharapkan dengan tetap memerhatikan bobot SKS nya. Penyesuaian tersebut didahului dengan diskusi antara tim pengampu blok dan dosen ahli serta mahasiswa apabila diperlukan. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang fungsional dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.